Japan Diary: Is Japanese Polite? Apakah Orang Jepang itu Sopan?

Pertanyaan pertama yang muncul di pertemuan kedua kelas Seminar in Japanology, Is Japanese Polite?, Aku berkata pada saat itu "Tentu saja, kenapa hal itu harus dipertanyakan?". Tapi, ada satu orang yang menjawab "Tidak". Tentu bukan aku yang mengatakannya. Pada saat itu aku berpikir, apa yang salah dengannya, kenapa dia menjawab tidak, selama kurang lebih satu bulan aku tinggal di jepang yang aku rasakan adalah orang jepang itu sangat sopan teramat sopan malahan. Terlepas dari majala-majalah dewasa yang dijual bebas, baik itu tutur kata dan perbuatan saya rasa orang jepang itu sopan. Mungkin ada perbedaan pengertian sopan antara orang barat dan orang timur, mengingat yang menjawab "tidak" adalah warga negara Amerika. Di negeri-negeri barat misalnya, untuk mendapatkan perhatian orang yang ingin diajak bicara biasanya mereka menggunakan kontak mata, tetapi tidak untuk di Jepang, jika kamu melakukan hal seperti itu di Jepang pasti sudah dianggap tidak sopan, kamu harus mengeluarkan suara seperti mengajaknya bicara dengan kalimat awal "ano...sumimasen" untuk mendapatkan perhatian lawan bicara dengan sopan. Lalu, kenapa saya menjawab dengan pasti tanpa ragu "Iya, orang jepang itu sopan". Berikut beberapa hal yang bisa jadi bukti kenapa orang jepang itu sopan menurut saya.

  • Di Jalan Raya
Mendahulukan pejalan kaki untuk menyebrang itu satu hal yang saya kagumi di Jepang. Lah, emangnya di Indonesia gak ada apa yang kayak gitu? Tentu saja ada walaupun tidak begitu sering, lalu apa yang bikin beda? Alkisah pada suatu hari ada sebuah mobil bergerak di kecepatan yang terhitung cepat dari jauh, saya pun gak berani nyebrang jadi saya nunggu mobil lewat baru nyebrang kebetulan jalan yang saya lewati jalanan biasa yang gak ada lampu penyebrangannya jadi pake cara manual yang tengok kanan dan tengok kiri tetapi ketika sudah mendekati zebra cross, mobil pun mengurangi kecepatannya dan berhenti lalu membiarkan saya menyebrang padahal si pengendara bisa saja langsung jalan tanpa perlu menghentikan mobilnya untuk membiarkan pejalan kaki menyebrang. Kejadian seperti ini saya alami bukan hanya satu atau dua kali saja tapi sudah sering.

  • Sumimasen
Orang jepang demen banget minta maaf, bahkan walaupun yang salah saya tapi mereka yang bilang sumimasen, jadilah  saya tambah merasa bersalah. Begini ceritanya, pada suatu waktu di hari yang cerah, ada acara donor darah di kampus, karena saya udah lumayan cukup lama gak donor darah, datanglah saya ke bus donor darah, tapi ternyata staff disana bahasa inggrisnya tidak begitu bagus dan bahasa jepang mereka yang kurang saya pahami karena kebanyakan dari mereka sudah tidak muda lagi. Ada beberapa pertanyaan yang mereka tanyakan tapi karena saya tidak mengerti saya jadi jawabnya "haik, haik, haik" aja. Lalu, ketika sudah mau diambil darah, si suster nanya "itsu kara nihon e kita?" saya jawab dong "ku gatsu kara" "heh?! ku gatsu?" kagetlah sis suster sambil kembali mencopot alat donornya sambil berkata "chotto matte kudasai ne", kemudia suster dan beberapa satff menanyakan beberapa pertanyaan ke saya lagi tapi saya tidak bisa memahami bahasa jepang mereka yang terlalu cepat, jadi saya jawabnya bingung, dan akhirnya mereka mencarikan orang yang bisa bahasa inggris dan untunglah yang datang menyelamatkan saya adalah salah satu RA di asrama, mereka bilang karena saya belum satu bulan di Jepang jadi belum boleh donor. Setelah keluar bus, semua staff yang saya temui bilang "sumimasen" berkali-kali yang jadi bikin saya malah tambah bersalah. Padahal saya yang salah kenapa mereka yang minta maaf.

Kesopanan merupakan satu hal yang sangat penting bagi orang jepang terlebih lagi dalam tutur kata dan perbuatan, jadi tidak heran lagi kalau tata bahasa jepang punya berbagai macam variasi tingkat kesopanan. Saya sering kali membaca beberapa status sensei di facebook dan twitter tentang beberapa muridnya yang kurang pas dalam memilih kosa kata sehingga terkesan tidak sopan, salah satu teman Jepang saya juga pernah mengatakan ada salah seorang teman saya yang tidak pas dalam memilih kalimat untuk berbicara padanya untuk pertama kali sehingga menibulkan perasaan tidak nyaman dan kesan tidak sopan. Mungkin beberapa teman saya banyak menonton anime atau drama sebagai bahan belajar, tapi alangkah baiknya kalau kita juga perlu kritis dengan apa yang kita tonton, memahmi bagaimana percakapan dalam anime atau drama yang ditonton ditujukan untuk siapa, sehingga kita jadi lebih paham dan mengetahui kata-kata yang tepat yang dapat digunakan dan jangan lupa perhatikan lawan bicara dengan siapa kita berbicara. Semoga kedepannya bisa menjadi pembelajar yang lebih baik lagi.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar