Just Go My Way !

  • Beranda
Home Archive for September 2015
  
Masjid di Kobe
      Ini bukan pengalaman pertama kalinya saya berlebaran idul adha tidak bersama keluarga di rumah. Ini sudah ketiga kalianya, mengingat tempat kuliah saya yang cukup jauh dengan rumah dan juga jadwal kuliah yang tidak memungkinkan untuk bisa libur dan ikut merasakan suasasna lebaran di rumah. Jadi, seharusnya ini sudah jadi hal yang biasa, bukan?
      Tapi, tidak untuk tahun ini. Suasananya sangat-sangat berbeda dan ini adalah pengalaman paling pertama saya merasakan sepinya suasana 'Lebaran Idul Adha', tidak ada gema takbir yang diiringi dengan gemuruh suara beduk yang meriah, tidak ada suara bisingnya kembang api yang dimainkan oleh anak-anak, tidak mencium baunya kotoran hewan kurban, tidak ada ketupat dan opor ayam. Iya, ini pengalaman pertama saya berlebaran di negeri orang, negeri dimana muslim menjadi minoritas. 
Saya sering membaca artikel tentang kehidupan muslim di negara yang mayoritasnya non muslim, bagaimana mereka mencari suasana lebaran yang meriah, mereka datang ke rumah sesesama saudara muslim baik itu yang berasal dari negara sendiri ataupun dari negara lain, mereka datang ke tempat-tempat dimana suasana lebaran itu tercipta seperti masjid dan kedutaan besar.
     Lalu, bagaimana dengan Jepang sendiri? dan bagaimana cara saya menghabiskan waktu lebaran idul adha saya di negeri samurai ini?

     Malam itu malam yang seharusnya ramai tercipta suara takbir, malam yang seharusnya anak-anak datang ke masjid hanya untuk sekedar melihat hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya. Tapi, malam itu adalah malam takbir tersepi yang pernah saya rasakan. Syukurlah, kamar saya ada di lantai yang banyak muslimnya. Bahkan saya sempat mendengar di salah satu kamar seorang muslim yang sedang menyetel takbiran di kamarnya. Saya juga tidak mau kalah, agar terciptanya sausana malam takbir saya menyetel gema takbir sepanjang malam (tentu saja dengan volume yang tidak keras agar tidak mengganggu penghuni lain).

     Pagi hari, kota suita diselimuti dengan awan mendung dan hujan ditambah dengan angin yang kencang, pagi-pagi sekali saya sudah bangun, bukan untuk bersiap sholat ied di masjid melainkan untuk bersiap kuliah di hari pertama. Ya, mau tidak mau tahun ini saya tidak mengikuti sholat ied karena hari itu adalah hari pertama kuliah.Setelah menyiapkan sarapan dan membuat bekal untuk makan siang nanti saya bergegas mandi untuk berangkat ke kandaimae tempat kampus saya berada. Pagi hari itu di sepanjang jalan orang-orang berselimutkan payung masing-masing yang terburu-terburu untuk sampai ke tempat tujuan masing-masing, pikiranku masih terpaut suasana lebaran di rumah dengan segala makanan spesial hari raya yang tersaji dan senyuman tiap orang menyambut hari raya. Saya dan beberapa mahasiswa muslim lainnya hanya bisa mengucapkan "selamat hari raya" sambil berjabat tangan. Beberapa teman dari malaysia dan indonesia yang hanya mempunyai jadwal kuliah sampai pukul 11 memutuskan untuk pergi ke Kobe tempat dimana masjid terbesar dan masjid pertama di Jepang berada, berharapa disana mereka bisa menemukan suasana lebaran. Saya pun hanya bisa menguckan "Hati-hati di jalan ya", karena saya masih ada kuliah sampai pukul 4 sore. Ya, Lebaran idul adha tahun ini saya habiskan di kampus. Jadi, jangan berharap makan makanan khas hari raya, nasi pecel yang saya bawa sendiri untuk bekal makan siang pada hari itupun sudah sangat saya syukuri.

     Lalu, bagaimana sebenarnya suasana lebaran di masij kobe itu sendiri? Setelah saya bertanya kepada teman satu kamar saya yang pergi ke kobe setelah kelasnya selesai ternyata tidak adak pemotongan hewan kurban di jepang, di masjid kobe sendiripun hanya menyelenggarakan sholat idul adha berjamaan pada pukul 9. Mengapa tidak ada pemotongan hewan kurban? karena di jepang sendiri punya peraturan sendiri jika ingin menyembelih hewan untuk mendapatkan lisensinya. Dengan kata lain, harus mendapatkan ijin dahulu jika ingin menyembelih hewan. Jadi, teman-teman saya yang datang ke kobe pada saat itupun tidak mendapatkan suasana lebaran juga, karena sholat ied sudah selesai dan masjid sudah sepi. :D
Minggu pertama berada di negeri samurai pasti tidak lepas dengan yang namanya "Kenalan" mulai dari kenalan dengan lingkungan baru, suasana baru, alat-alat baru yang gak ada di indonesia, sampai teman-teman baru. Namanya juga kenala ya, yang awal mulanya gak tau jadi tau,Dari gak biasa jadi biasa, dari yang semula orang asing menjadi dekat.

1. Lingkungan dan Suasana Baru
Lampu merah depan Stasiun Minami Senri
Pertama mari kita kenalan dengan lingkungan baru. Berkenalan dengan lingkungan baru merupakan hal yang penting dilakukan oleh masyarakat siapapun dan dimanapun ketika berada di tempat yang baru.Setiap tempat memiliki budaya, tata peraturan, dan hukum yang berbeda dan harus dihormati dan dilaksanakan. Dengan menaati hukum dan adat setempat kita dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitar dan dapat menjaga hubungan baik dengan warga setempat. Lalu, bagaimana dengan lingkungan di sekitar asrama saya? 
Seperti yang sudah kita ketahui dengan baik bahwa muslim di Jepang termasuk golongan minoritas jadi saya harus muali terbiasa dengan tidak bisa mendengarkan azan di setiap waktu sholat. Jadi, untuk tetap mengetahui kalau sudah mulai memasuki waktu sholat adalah dengan menggunakan aplikasi di Smartphone saya, dengan begitu saya pun jadi tidak ketinggalan waktu sholat. Yup, itu salah satu contoh simple. contoh simple lain yang berkaitan dengan kenalan di lingkungan dan suasana baru adalah dengan membiasakan diri untuk menyebarang jalan mengikuti peraturan lalu lintas. Yes, saya harus menahan diri untuk tidak menyebrang seenak jidatnya disini, meski jalanan pada saat itu sedang tidak ada mobil tapi kalau tandanya disitu belum boleh nyebrang ya apa boleh buat saya juga gk nyebrang dan harus menunggu sampai lampu hijau untuk pejalan kaki menyala baru boleh nyebrang. Peraturan seperti ini yang seharusnya saya terapakan ketika pulang nanti untuk tidak nyebrang jalan sembarangan. (でも、できるかな~~)

2. Peralatan Baru
Tombol Toilet
Saya yakin seluruh dunia juga udah tahu kalau peralatan elektronik di Jepang itu kece-kece, saking kecenya saya ampe norak saat menggunakannya udah kayak orang gaptek aja. Pertama kali sampe di bandara ada banyak 自動販売機 atau yang biasa kita sebut dengan vanding machine karena udah dari dulu saya penasaran sama vanding machine nya jepang jadi saya excited bgt pgn langsung nyobain beli minum disana, pengen ngerasain apa bedanya vanding machine indonesia sama jepang. Pada saat itu saya membeli air mineral seharga 110 Yen, karena pada saat itu saya belum punya uang recehan Jepang jadi saya memasukan uang 1000 Yen, setelah memencet tombol mineral, air mineralnya keluar dari bawah disusul beberapa saat kemudian dengan uang kembaliannya. (Kalo vanding machine di indonesia gak bisa ngeluarin uang kembalian dan bayarnya harus pake uang kertas). Peralatan baru yang lainnya adalah Toilet! Yup, jadi apa yang saya baca di internet tentang tombol toilet Jepang yang banyak dan beragam itu benar adanya. Pada saat itu saya merasa bersyukur belajar bahasa jepang karena saya gak tersesat dengan tombol-tombol toilet itu karena bisa membaca kanjinya (よかった~~)

3. Teman Baru
Para Penghuni Kansai University International Dormitory (KUID)
はじめまして。
私の名前はFaridatul Islamiyahです。イダと呼んでください。
インドネシアから来ました
どうぞよろしく。
Itu adalah seperangkat kalimat perkenalan yang selalu diajarkan di kelas. Tapi dalam kenyataannya pada saat berkenalan dengan orang baru saya sering lupa dengan seperangkat perkenalan itu. Pada saat berkenalan saya jarang menggunakan hajimemashite dan douzo yoroshiku, kenapa bisa lupa? karena biasanya ketika berkenalan setelah menanyakan nama pasti menanyakan tempat asal kemudian udah mulai masuk topik lain lagi seperti "biasa bahasa jepang gak?" "udah ke jepang berapa kali?" dan pertanyaan basa basi perkenalan lainnya hingga sampe lupa mengucapkan douzo yoroshiku. (hehehe).
Saya beruntung bisa tinggal di Kansai University International Dormitory ini karena saya dapat berkenalan dengan orang-orang dari berbagai macam belahan dunia ditambah pula Ressident Assistans yang ramah-ramah.

Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang, Kalo udah kenal emang bakal disayang?*eh
Setelah kurang lebih 9 jam perjalanan dengan dua kali transit di Singapura dan Phillipina akhirnya kami sampai di Kansai International Airport (KIX) pukul setengah 12 siang waktu setempat lebih cepat 30 menit dari waktu yang diperkirakan. Dari hasil pencarian yang saya dan teman saya cari, bandara ini seperti pulau tersendiri, berada di tengah-tengah laut. Sayangnya, saya tidak bisa melihat dengan jelas karena posisi tempat duduk saya yang tidak berada di dekat dengan jendela.


Kansai International jika dilihat dari atas

Musholla di Kansai International Airport
Setelah berurusan dengan imigrasi dan mengambil koper kami menuju ke pintu keluar utara di depan kedatangan internasional untuk menunggu yang menjemput kami datang. Di Bandara kami bertemu dengan mas mas asal Batam yang datang ke Jepang untuk liburan, beliau juga sedang menunggu dijemput temannya dan sempat menyapa kami sekilas di pesawat. Masih ada sekitar 2 jam sampai yang menjemput kami datang, kami pun mencari tempat sholat. Dari info yang kami dapat ada sekitar 3 mushola di bandara kansai ini, jadi kami tidak perlu ribet lagi mencari tempat untuk sholat. Setelah muter-muter sok tau baca kanji mencari tempat sholat akhirnya aku menyerah dan bertanya kepada mbak-mbak yang jaga bagian informasi. Ternyata, mushollanya berada di pojokan, pantas saja gak ketemu. Kondisi mushola di bandara kansai sendiri cukup baik, bersih dan nyaman, tempat sholat wanita dan pria dipisah, dan juga tersedia petunjuk arah kiblat dan juga mukena. Pada saat membuka pintu musholla ada mbak-mbak yang menyapa kami "Malaysian?", tanyanya dengan ragu , "No, Indonesian", jawab kami, "Oh aku juga orang Indonesia kok", jawabnnya lebih santai, dan kami pun tertawa bersama. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar ternyata mbaknya sedang liburan bersama suaminya di Jepang (seneng deh liat pasangan muda) di tengah-tengah obrolan aku betanya "Mbak, Indonesianya dimana?", "Aku di Tangerang", jawabnya, terkejutlah aku mendengarnya "yaa ampuun mbak, aku juga dari tangerang". Duh, jauh-jauh ke Jepang ketemunya orang Tangerang juga (hahaha).

Tempat Wudhu di Kansai International Airport
Setelah bertemu dengan yang menjemput kami dan juga mahasiswa-mahasiswa lainnya yang dari negara lain juga sudah sampai, berangkatlah kami ke asrama dengan transportasi umum yang tersedia di bandara yaitu Bus (sempat kecewa juga sih ternyata dijemputnya pakai transportasi umum dan harus bayar sendiri karena barang bawaan kami dan juga mahasiswa lainnya yang banyak dan berat). Setelah membeli tiket seharga 1.550 Yen di mesin tiket yang gak ada tulisan romanjinya sama sekali berangkatlah kami menuju Stasiun Osaka. Kami pikir jarak bandara ke Asrama kayak dari Bandara Adi Sucipto ke UGM ternyata lumayan jauh juga, sekitar satu setengah jam  perjalanan kami dari bandara ke stasiun. Tapi tak apa, selama perjalanan kami menikmati pemandagan kota osaka yang sedang berselimutkan awan mendung.

Sampai di Stasiun osaka, perjalanan yang tidak mudah dari tempat berhenti bus ke dalam stasiunnya karena saya harus membawa 2 koper yang ditotal jumlah 37 kg dan juga satu ransel dengan berat 5 kg ditambah pula harus naik turun tangga,(Taihen dattane). Setelah membeli tiket dengan mesin penjualan tiket ke arah Stasiun Minamisenri dengans seharga 220 Yen, kami menuju ke tempat kereta datang. Sekilas tetang stasiun osaka, karena pada saat itu keadaan saya yang sudah lelah membawa 2 koper dengan naik turun tangga jadi saya kurang memperhatikan bagaimana situasi di stasiun ini, yang saya tangkap dengan sekilas, stasiun ini cukup besar dan ramai, untunglah saya tidak berada pada jam-jam sibuk, saya tidak bisa membayangkan dengan barang bawaan sebanyak dan seberat ini ditambah orang-orang yang buru-buru ingin pulang, entahlah bagaimana nasib saya jika itu terjadi.

Sampai di Stasiun Minamisenri memakan waktu sekitar 15 menit. Saya pikir pada saat itu penderitaanku membawa koper berat ini sudah selesai, tapi ternyata justru perjuangan yang sesungguhnya baru dimulai. Pemandu jalan kami ternyata adalah karyawan baru jadi beliau tidak begitu hafal jalanan setempat, jadilah kami dibawa muter mengelilingi taman dengan jalanan kota suita yang naik turun pluuss hujaan, lengkap sudah. Padahal jarak dari stasiun ke asrama itu tidak begitu jauh. Karena bawaan saya dan teman-teman yang lain berat dan juga keadaan koper teman saya yang kurang baik tertinggalah kami dibelakang rombongan, rombongan di depan sudah tidak terlihat dan saya pun tak tahu jalan.Pemandangan di taman cukup indah dengan danau di sekitarnya tapi kami tidak bisa menikmati dengan baik karena keadaan kami yang sudah terlalu lelah membawa koper. Ketika kami merasa sudah sangat kehilangan tenaga, datanglah pertolongan (Ya Allah terimakasih) Ibu yang menjemput kami di bandara bersama 2 pria dari rombongan kami yang sudah duluan tadi datang menjemput kami untuk membantu membawa barang bawaan kami. Yokatta Yokatta.

Setelah selesai dengan urusan asrama (mengisi data, pembayaran, dan tetek bengek lainnya) saya dan teman menuju kamar, yang ada di pikiranku saat itu adalah makan dan tidur karena baru teringat ternyata kami semua belum makan dari pagi. My Legs oh my legs, Aku hanya ingin tidur setelah itu.
Pernah terbayangkan, doa-doa yang kamu panjatkan, mimpi-mimpi yang kamu bayangkan satu persatu mulai terlihat jelas. Ketika usaha dan doa yang kamu lakukan mulai berbuahkan keberhasilan. 

Sebuah mimpi yang berawal dari artikel tentang "100 Fakta tentang Jepang" yang membuat aku mulai mempunyai keinginan untuk pergi ke negeri sakura ini. Siapa yang sangka berawal dari sebuah artikel yang aku baca dari sebuah forum online pada tengah malam 7 tahun yang lalu.

Tiap kata dalam doa yang aku panjatkan. Tiap usaha yang aku kerahkan dalam waktuku. Tiap restu yang aku pinta dari kedua orang tua. Tiap tetes air mata yang terjatuh. Tiap dukungan dari orang tercinta. Tiap cemooh yang di dapat. Tiap malam ketika bermesraan dengan sang maha kuasa. Tiap kegagalan yang diterima, Dan Tiap Keberhasilan yang sudah didapat. Tiap Tiap itulah yang ternyata membawaku kesini, ke Negeri Jepang.

Hari itu Hari Minggu tanggal 6 September 2015, Dari 2 hari sebelumnya sampai hari itu aku masih sibuk dengan urusan koper beserta isinya. Saking takutnya kelebihan muatan、saking takutnya didenda aku harus berulang kali bongkar muat koper untuk mencocokan berat koper dengan berat bagasi yang aku pesan. Padahal harusnya hari itu aku hanya  berisitirahat untuk penerbangan nanti malam. Terpakasa beberapa barang yang ingin aku bawa ke Jepang harus aku keluarkan dari koper karena setelah ditimbang berat koper lebih 8 Kg dari yang sudah dipesan.

Setelah selesai dengan urusan koper dan barang bawaan lain, aku berkunjung ker rumah uwa ku yang tidak jauh dari rumah untuk meminta ijin sekaligus meminta doa kepada nenek dan uwa ku. Sebelum berangkat ketika meminta ijin dengan uwaku yang saat ini kondisi kesehatannya sedang tidak begitu baik, uwaku menangis dan berkata "Alhamdulillah da, uwa juga ikutan seneng", katanya, membuatku juga ingin menitikan air mata.

Pesawatku terbang pukul 21.45 WIB setidaknya 2 jam sebelum penerbangan aku sudah sampai bandara yang berarti sekitar pukul 19.30 aku harus sudah di bandara. Jarak dari rumah ke badndara hanya 15 menit jika tidak macet tapi aku sekeluarga sudah berangkat dari rumah pukul 17.30, Kedua orang tuaku beserta nenekku bersikeras untuk berangkat sebelum maghrib karena melihat pengalamanku yang sering ketinggalan kereta. Hehe jadilah kami berangkat 2 jam lebih awal. "Tak apalah", pikirku pada saat itu, toh untuk kebaikanku juga.

Di bandara sesudah berurusan dengan bagasi dan check in aku dan 2 temanku yang lain yang juga akan berangkat ke Jepang dalam program yang sama denganku pergi keluar menemui keluarga kami masing-masing untuk mengucapkan salam perpisahan sebelum berangkat sekaligus tidak lupa untuk meminta doa agara segalanya dilancarkan oleh Allah SWT.

Adik kecilku 'Nabila' menangis minta diajak, Akupun tak tega melihatnya menagis seperti itu. Tapi untuk menguatkannya agar tidak menangis lebih kencang aku harus tersenyum. Aku peluk satu persatu-satu Keluargaku, Bapakku, Ibuku, Nenekku, Kakakku, dan Kedua adikku. 

"Mah, Pa, Aku minta Doa kalian agar dilancarkan perjalananku ke jepang agar 
aku dan temanku bisa sampai di jepang dengan selamat sentosa. Jangan khawatir aku hanya pergi sebentar, anggap saja seperti aku sedang di joga. Doakan aku agar aku dapat memnyerap ilmu disana dengan baik, Doakan agar aku selalu berada dalam lindungan-Nya".

Setelah melewati tugas Imigrasi dan mendapat cap Bandara Soeta di passport, kami pergi ke Terminal 2 menuju Ruang Tunggu pesawat Jet Star tujuan Singapore tempat transit kami yang pertama.

Pukul 21.15 kami memasuki pesawat dan tepat pukul 21.45 tepat Pesawat kami terbang....


Langganan: Postingan ( Atom )

ABOUT AUTHOR

Hi! This is Idadong! If you find something interesing article, please feel free to share it! Enjoy reading my story! You also can find me on Instagram @idadong.

LATEST POSTS

  • Japan Diary: Kuliah di Semester Daun Momiji
    Daun terlah berganti warna, suhu sudah semakin dingin, pakaian yang dipajang di toko pun sudah berganti dengan baju-baju tebal dan jaket. ...
  • The Hobbit
    Kalian yang udah pernah nonton Trilogy: The Lord Of The Rings, atau para penggemar hal2 yang berbau fantasi pasti udah tau lah hobbit itu ap...
  • Quote Novel Negeri 5 Menara
    udah pada tau kan novel best seller yg satu ini ? the most inspiring novel karya bang fuadi (@afuadi1) memang bener2 menginspirasi para pemb...

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2016 (1)
    • ►  November (1)
  • ▼  2015 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ▼  September (4)
      • Japan Diary: Idul Adha di Jepang
      • Japan Diary: 自己紹介/Perkenalan
      • Japan Diary: 日本ようこそ!
      • Japan Diary: 準備もうできた? Sudah Siap?
    • ►  Maret (1)
  • ►  2014 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (9)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2009 (3)
    • ►  Desember (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

About

Copyright 2014 Just Go My Way !.
Designed by OddThemes