Setelah kurang lebih 9 jam perjalanan dengan dua kali transit di Singapura dan Phillipina akhirnya kami sampai di Kansai International Airport (KIX) pukul setengah 12 siang waktu setempat lebih cepat 30 menit dari waktu yang diperkirakan. Dari hasil pencarian yang saya dan teman saya cari, bandara ini seperti pulau tersendiri, berada di tengah-tengah laut. Sayangnya, saya tidak bisa melihat dengan jelas karena posisi tempat duduk saya yang tidak berada di dekat dengan jendela.
Kansai International jika dilihat dari atas |
![]() |
Musholla di Kansai International Airport |
![]() |
Tempat Wudhu di Kansai International Airport |
Sampai di Stasiun osaka, perjalanan yang tidak mudah dari tempat berhenti bus ke dalam stasiunnya karena saya harus membawa 2 koper yang ditotal jumlah 37 kg dan juga satu ransel dengan berat 5 kg ditambah pula harus naik turun tangga,(Taihen dattane). Setelah membeli tiket dengan mesin penjualan tiket ke arah Stasiun Minamisenri dengans seharga 220 Yen, kami menuju ke tempat kereta datang. Sekilas tetang stasiun osaka, karena pada saat itu keadaan saya yang sudah lelah membawa 2 koper dengan naik turun tangga jadi saya kurang memperhatikan bagaimana situasi di stasiun ini, yang saya tangkap dengan sekilas, stasiun ini cukup besar dan ramai, untunglah saya tidak berada pada jam-jam sibuk, saya tidak bisa membayangkan dengan barang bawaan sebanyak dan seberat ini ditambah orang-orang yang buru-buru ingin pulang, entahlah bagaimana nasib saya jika itu terjadi.
Sampai di Stasiun Minamisenri memakan waktu sekitar 15 menit. Saya pikir pada saat itu penderitaanku membawa koper berat ini sudah selesai, tapi ternyata justru perjuangan yang sesungguhnya baru dimulai. Pemandu jalan kami ternyata adalah karyawan baru jadi beliau tidak begitu hafal jalanan setempat, jadilah kami dibawa muter mengelilingi taman dengan jalanan kota suita yang naik turun pluuss hujaan, lengkap sudah. Padahal jarak dari stasiun ke asrama itu tidak begitu jauh. Karena bawaan saya dan teman-teman yang lain berat dan juga keadaan koper teman saya yang kurang baik tertinggalah kami dibelakang rombongan, rombongan di depan sudah tidak terlihat dan saya pun tak tahu jalan.Pemandangan di taman cukup indah dengan danau di sekitarnya tapi kami tidak bisa menikmati dengan baik karena keadaan kami yang sudah terlalu lelah membawa koper. Ketika kami merasa sudah sangat kehilangan tenaga, datanglah pertolongan (Ya Allah terimakasih) Ibu yang menjemput kami di bandara bersama 2 pria dari rombongan kami yang sudah duluan tadi datang menjemput kami untuk membantu membawa barang bawaan kami. Yokatta Yokatta.
Setelah selesai dengan urusan asrama (mengisi data, pembayaran, dan tetek bengek lainnya) saya dan teman menuju kamar, yang ada di pikiranku saat itu adalah makan dan tidur karena baru teringat ternyata kami semua belum makan dari pagi. My Legs oh my legs, Aku hanya ingin tidur setelah itu.
ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar