Japan Diary: 日本ようこそ!

Setelah kurang lebih 9 jam perjalanan dengan dua kali transit di Singapura dan Phillipina akhirnya kami sampai di Kansai International Airport (KIX) pukul setengah 12 siang waktu setempat lebih cepat 30 menit dari waktu yang diperkirakan. Dari hasil pencarian yang saya dan teman saya cari, bandara ini seperti pulau tersendiri, berada di tengah-tengah laut. Sayangnya, saya tidak bisa melihat dengan jelas karena posisi tempat duduk saya yang tidak berada di dekat dengan jendela.



Kansai International jika dilihat dari atas

Musholla di Kansai International Airport
Setelah berurusan dengan imigrasi dan mengambil koper kami menuju ke pintu keluar utara di depan kedatangan internasional untuk menunggu yang menjemput kami datang. Di Bandara kami bertemu dengan mas mas asal Batam yang datang ke Jepang untuk liburan, beliau juga sedang menunggu dijemput temannya dan sempat menyapa kami sekilas di pesawat. Masih ada sekitar 2 jam sampai yang menjemput kami datang, kami pun mencari tempat sholat. Dari info yang kami dapat ada sekitar 3 mushola di bandara kansai ini, jadi kami tidak perlu ribet lagi mencari tempat untuk sholat. Setelah muter-muter sok tau baca kanji mencari tempat sholat akhirnya aku menyerah dan bertanya kepada mbak-mbak yang jaga bagian informasi. Ternyata, mushollanya berada di pojokan, pantas saja gak ketemu. Kondisi mushola di bandara kansai sendiri cukup baik, bersih dan nyaman, tempat sholat wanita dan pria dipisah, dan juga tersedia petunjuk arah kiblat dan juga mukena. Pada saat membuka pintu musholla ada mbak-mbak yang menyapa kami "Malaysian?", tanyanya dengan ragu , "No, Indonesian", jawab kami, "Oh aku juga orang Indonesia kok", jawabnnya lebih santai, dan kami pun tertawa bersama. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar ternyata mbaknya sedang liburan bersama suaminya di Jepang (seneng deh liat pasangan muda) di tengah-tengah obrolan aku betanya "Mbak, Indonesianya dimana?", "Aku di Tangerang", jawabnya, terkejutlah aku mendengarnya "yaa ampuun mbak, aku juga dari tangerang". Duh, jauh-jauh ke Jepang ketemunya orang Tangerang juga (hahaha).

Tempat Wudhu di Kansai International Airport
Setelah bertemu dengan yang menjemput kami dan juga mahasiswa-mahasiswa lainnya yang dari negara lain juga sudah sampai, berangkatlah kami ke asrama dengan transportasi umum yang tersedia di bandara yaitu Bus (sempat kecewa juga sih ternyata dijemputnya pakai transportasi umum dan harus bayar sendiri karena barang bawaan kami dan juga mahasiswa lainnya yang banyak dan berat). Setelah membeli tiket seharga 1.550 Yen di mesin tiket yang gak ada tulisan romanjinya sama sekali berangkatlah kami menuju Stasiun Osaka. Kami pikir jarak bandara ke Asrama kayak dari Bandara Adi Sucipto ke UGM ternyata lumayan jauh juga, sekitar satu setengah jam  perjalanan kami dari bandara ke stasiun. Tapi tak apa, selama perjalanan kami menikmati pemandagan kota osaka yang sedang berselimutkan awan mendung.

Sampai di Stasiun osaka, perjalanan yang tidak mudah dari tempat berhenti bus ke dalam stasiunnya karena saya harus membawa 2 koper yang ditotal jumlah 37 kg dan juga satu ransel dengan berat 5 kg ditambah pula harus naik turun tangga,(Taihen dattane). Setelah membeli tiket dengan mesin penjualan tiket ke arah Stasiun Minamisenri dengans seharga 220 Yen, kami menuju ke tempat kereta datang. Sekilas tetang stasiun osaka, karena pada saat itu keadaan saya yang sudah lelah membawa 2 koper dengan naik turun tangga jadi saya kurang memperhatikan bagaimana situasi di stasiun ini, yang saya tangkap dengan sekilas, stasiun ini cukup besar dan ramai, untunglah saya tidak berada pada jam-jam sibuk, saya tidak bisa membayangkan dengan barang bawaan sebanyak dan seberat ini ditambah orang-orang yang buru-buru ingin pulang, entahlah bagaimana nasib saya jika itu terjadi.

Sampai di Stasiun Minamisenri memakan waktu sekitar 15 menit. Saya pikir pada saat itu penderitaanku membawa koper berat ini sudah selesai, tapi ternyata justru perjuangan yang sesungguhnya baru dimulai. Pemandu jalan kami ternyata adalah karyawan baru jadi beliau tidak begitu hafal jalanan setempat, jadilah kami dibawa muter mengelilingi taman dengan jalanan kota suita yang naik turun pluuss hujaan, lengkap sudah. Padahal jarak dari stasiun ke asrama itu tidak begitu jauh. Karena bawaan saya dan teman-teman yang lain berat dan juga keadaan koper teman saya yang kurang baik tertinggalah kami dibelakang rombongan, rombongan di depan sudah tidak terlihat dan saya pun tak tahu jalan.Pemandangan di taman cukup indah dengan danau di sekitarnya tapi kami tidak bisa menikmati dengan baik karena keadaan kami yang sudah terlalu lelah membawa koper. Ketika kami merasa sudah sangat kehilangan tenaga, datanglah pertolongan (Ya Allah terimakasih) Ibu yang menjemput kami di bandara bersama 2 pria dari rombongan kami yang sudah duluan tadi datang menjemput kami untuk membantu membawa barang bawaan kami. Yokatta Yokatta.

Setelah selesai dengan urusan asrama (mengisi data, pembayaran, dan tetek bengek lainnya) saya dan teman menuju kamar, yang ada di pikiranku saat itu adalah makan dan tidur karena baru teringat ternyata kami semua belum makan dari pagi. My Legs oh my legs, Aku hanya ingin tidur setelah itu.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar