Japan Diary: Idul Adha di Jepang

  
Masjid di Kobe
      Ini bukan pengalaman pertama kalinya saya berlebaran idul adha tidak bersama keluarga di rumah. Ini sudah ketiga kalianya, mengingat tempat kuliah saya yang cukup jauh dengan rumah dan juga jadwal kuliah yang tidak memungkinkan untuk bisa libur dan ikut merasakan suasasna lebaran di rumah. Jadi, seharusnya ini sudah jadi hal yang biasa, bukan?
      Tapi, tidak untuk tahun ini. Suasananya sangat-sangat berbeda dan ini adalah pengalaman paling pertama saya merasakan sepinya suasana 'Lebaran Idul Adha', tidak ada gema takbir yang diiringi dengan gemuruh suara beduk yang meriah, tidak ada suara bisingnya kembang api yang dimainkan oleh anak-anak, tidak mencium baunya kotoran hewan kurban, tidak ada ketupat dan opor ayam. Iya, ini pengalaman pertama saya berlebaran di negeri orang, negeri dimana muslim menjadi minoritas. 
Saya sering membaca artikel tentang kehidupan muslim di negara yang mayoritasnya non muslim, bagaimana mereka mencari suasana lebaran yang meriah, mereka datang ke rumah sesesama saudara muslim baik itu yang berasal dari negara sendiri ataupun dari negara lain, mereka datang ke tempat-tempat dimana suasana lebaran itu tercipta seperti masjid dan kedutaan besar.
     Lalu, bagaimana dengan Jepang sendiri? dan bagaimana cara saya menghabiskan waktu lebaran idul adha saya di negeri samurai ini?

     Malam itu malam yang seharusnya ramai tercipta suara takbir, malam yang seharusnya anak-anak datang ke masjid hanya untuk sekedar melihat hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya. Tapi, malam itu adalah malam takbir tersepi yang pernah saya rasakan. Syukurlah, kamar saya ada di lantai yang banyak muslimnya. Bahkan saya sempat mendengar di salah satu kamar seorang muslim yang sedang menyetel takbiran di kamarnya. Saya juga tidak mau kalah, agar terciptanya sausana malam takbir saya menyetel gema takbir sepanjang malam (tentu saja dengan volume yang tidak keras agar tidak mengganggu penghuni lain).

     Pagi hari, kota suita diselimuti dengan awan mendung dan hujan ditambah dengan angin yang kencang, pagi-pagi sekali saya sudah bangun, bukan untuk bersiap sholat ied di masjid melainkan untuk bersiap kuliah di hari pertama. Ya, mau tidak mau tahun ini saya tidak mengikuti sholat ied karena hari itu adalah hari pertama kuliah.Setelah menyiapkan sarapan dan membuat bekal untuk makan siang nanti saya bergegas mandi untuk berangkat ke kandaimae tempat kampus saya berada. Pagi hari itu di sepanjang jalan orang-orang berselimutkan payung masing-masing yang terburu-terburu untuk sampai ke tempat tujuan masing-masing, pikiranku masih terpaut suasana lebaran di rumah dengan segala makanan spesial hari raya yang tersaji dan senyuman tiap orang menyambut hari raya. Saya dan beberapa mahasiswa muslim lainnya hanya bisa mengucapkan "selamat hari raya" sambil berjabat tangan. Beberapa teman dari malaysia dan indonesia yang hanya mempunyai jadwal kuliah sampai pukul 11 memutuskan untuk pergi ke Kobe tempat dimana masjid terbesar dan masjid pertama di Jepang berada, berharapa disana mereka bisa menemukan suasana lebaran. Saya pun hanya bisa menguckan "Hati-hati di jalan ya", karena saya masih ada kuliah sampai pukul 4 sore. Ya, Lebaran idul adha tahun ini saya habiskan di kampus. Jadi, jangan berharap makan makanan khas hari raya, nasi pecel yang saya bawa sendiri untuk bekal makan siang pada hari itupun sudah sangat saya syukuri.

     Lalu, bagaimana sebenarnya suasana lebaran di masij kobe itu sendiri? Setelah saya bertanya kepada teman satu kamar saya yang pergi ke kobe setelah kelasnya selesai ternyata tidak adak pemotongan hewan kurban di jepang, di masjid kobe sendiripun hanya menyelenggarakan sholat idul adha berjamaan pada pukul 9. Mengapa tidak ada pemotongan hewan kurban? karena di jepang sendiri punya peraturan sendiri jika ingin menyembelih hewan untuk mendapatkan lisensinya. Dengan kata lain, harus mendapatkan ijin dahulu jika ingin menyembelih hewan. Jadi, teman-teman saya yang datang ke kobe pada saat itupun tidak mendapatkan suasana lebaran juga, karena sholat ied sudah selesai dan masjid sudah sepi. :D

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar:

Posting Komentar